BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Termodinamika adalah ilmu tentang yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara panas dengan kerja.
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun
hasil rekayasa teknologi. Selain itu yang
ada di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan,
yang terjadi adalah perubahan panas dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa
ada pengurangan atau penambahan. Hal ini erat hubungannya dengan dasar pada termodinamika.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam berbagai proses termodinamika
direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk membantu manusia dalam
menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun udara
merupakan contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi, yang
merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber energi lain menjadi energi
mekanis dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan
sampai di luar angkasa. Dalam kehidupan sehari-hari banyak
penerapan atau aplikasi dari ilmu termodinamika. Salah satunya adalah
aplikasi termodinamika pada Mesin Carnot.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka
dirumuskan permasalahan berikut :
1. Apa
pengertian dan aplikasi thermodinamika?
2. Apa
dan bagaimana hukum thermodinamika?
3. Apa
yang dimaksud mesin Carnot?
4. Termasuk
hukum termodinamika ke berapakah Mesin Carnot?
5. Bagaimana
teorema dan siklus mesin Carnot?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan
Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan
tambahan pengetahuan kepada pembaca Thermodinamika.
2. Memberikan
penjelasan tentang hukum-hukum thermodinamika.
3. Memberikan
pengetahuan tentang Mesin Carnot.
4. Memberikan
pengetahuan tentang Aplikasi Thermodinamika pada Mesin
Carnot.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Thermodinamika
Thermodinamika (bahasa Yunani: thermos =
‘panas’ and dynamic = ‘perubahan’) adalah fisika energi, panas, kerja, entropi
dan kespontanan proses. Thermodinamika berhubungan dekat dengan mekanika
statistik dimana banyak hubungan thermodinamika berasal.
Thermodinamika
adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam thermodinamika akan
banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang
ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada disekeliling (diluar)
sistem disebut lingkungan.
Pada
sistem dimana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
thermodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu
proses reaksi berlangsung). Karena alas an ini, penggunaan istilah
“thermodinamika” biasanya merujuk pada thermodinamika setimbang. Dengan
hubungan ini, konsep utama dalam thermodinamika adalah proses kuasistatik yang
diidealkan, proses “super pelan”. Proses thermodinamika bergantung –waktu
dipelajari dalam thermodinamika tak-setimbang.
Karena
thermodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa
thermodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik. Hukum thermodinamika
kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian
dari interaksi atau sistem yang diteliti. In berarti mereka dapat diterapkan ke
sistem dimana seseorang tidak tahu apapun kecuali perimbangan transfer energi
dan wujud diantara mereka dan lingkungan.
B.
Konsep
Dasar Termodinamika
Pengabstrakan
dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia menjadi sistem dibatasi oleh
kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak termasuk dalam
pertimbangan digolongkan sebagi lingkungan. Dan pembagian sistem menjadi
subsistem masih mungkin terjadi, atau membentuk beberapa sistem menjadi sistem
yang lebih besar lagi. Biasanya sistem dapat diberikan keadaan yang dirinci
dengan jelas yang dapat diuraikan menjadi beberapa parameter.
C.
Aplikasi
Thermodinamika
Prinsip dan
metode thermodinamika digunakan oleh para insinyur untuk merancang mesin-mesin
pembakaran internal, pembangkit energi nuklir dan konvensional, sistem
pengondisi udara, sistem penggerak propulasi roket, misil, pesawat terbang, kapal, mesin Carnot, sistem
magnet dan listrik dan sistem thermolistrik.
D.
Hukum-
Hukum Dasar Termodinamika
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika,
yaitu
1. Hukum Awal
(Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem
dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling
setimbang satu dengan lainnya. Hal ini dikarenakan kalor yang terdapat pada
sistem berupa partikel yang bervibrasi, partikel tersebut berpindah dan
mengalirkan energinya ke partikel disebelahnya.
2 2. Hukum Pertama
Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan
energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi
dalam dari suatu sistem termodinamika
tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam
sistem dan kerja
yang dilakukan terhadap sistem.
Aliran kalor / kerja (usaha) yang
dialami oleh suatu sistem dapat menyebabkan sistem tersebut memperoleh atau
kehilangan energi, tetap secara keseluruhan energi itu tidak ada yang hilang, energi
tersebut hanya mengalami perubahan. Hukum I Thermodinamika:
Untuk setiap proses , apabila kalor Q
diberikan kepada sistem dan sistem melakukan usaha W, maka selisih energi, Q –
W, sama dengan pebahan energi dalam ∆U dari sistem :
3 3. Hukum kedua
Termodinamika
Hukum kedua thermodinamika membatasi
perubahan energi mana yang dapat berlangsung dan perubahan energi mana yang
tidak dapat berlangsung. Pembatasan ini dapat dinyatakan dengan berbagai cara,
yaitu:
1. Rudolf
Clasius (1822-1888) menyatakan rumusan Clasius tentang hukum II thermodinamika
dengan pernyataan aliran kalor.
Kalor
mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya.
2. Hukum
II thermodinamika dinyatakan dalam entropi:
Total entropi jagad raya tidak berubah
ketika proses reversible terjadi dan bertambah ketika proses ireversibel
terjadi.
3. Kelvin
dan Planck menyatakan rumusan yang setara sehingga dikenal rumusan
Kelvin-Planck tentang hukum thermodinamika tentang mesin kalor.
Tidak
mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata menyerap kalor dari sebuuah reservoir dan mengubah seluruhnya
menjadi usaha luar.
4 4. Hukum ketiga
Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait
dengan temperatur nol
absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada
saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti
dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan
bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut
bernilai nol.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Mesin Kalor
Mesin Kalor didefinisikan sebagai
alat yang mengubah kalor menjadi energi mekanis atau lebih tepat suatu sistem
yang bekerja secara terus menerus dan hanya kalor dan usaha yang dapat melalui
permukaan batasnya.
Beberapa contoh mesin kalor adalah
Mesin Carnot, mesin Brayton, mesin Otto, mesin Rankine, dan mesin diesel. Pada
mesin kalor selalu terdapat dua buah tandon. Tandon yang memberikan kalor besar
disebut tandon kalor. Sedang tandon lainnya disebut tandon dingin. Tandon
dingin ini berfungsi untuk menyerap kalor dalam jumlah yang besar tanpa terjadi
perubahan panas yang berarti.
Perubahan energi dalam mesin kalor
secara skematis diberikan pada gambar diatas. Lingkaran menggabarkan mesinnya
sendiri. Kalor QP yang diberikan kepada mesin oleh tandon kalor
adalah sebanding dengan luas penampang pipa. Kalor QD yang terbuang
melalui saluran pembuangan ke tandon dingin berbanding lurus dengan lua
penampang pipa keluar. Sebagian kalor diubah menjadi kerja mekanis W yang
dilukiskan pada pipa cabang kekanan. Jadi QP adalah kalor yang
diserap oleh mesin dan QD adalah kalor yang dibuang oleh mesin per siklus.
Kalor neto yang diserap adalah:
Q
= QP – QD
Kalor yang diserap dari tandon
biasanya diperoleh dari pembakaran bahan bakar. Dengan menggunakan hukum
pertama untuk satu siklus lengkap dan dengan dengan mengingat tidak ada
perubahan neto energi dalam, kita peroleh:
W
= QP – QD (siklus daya)
Siklus yang menghasilkan kerja neto
yang dipindahkan ke lingkungan pada setiap siklus disebut siklus daya.
Nilai dari efisiensi tidak pernah
lebih besar 1 (100%). Pada mesin aktual, nilai efisiensi selalu kurang dari
satu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua kalor yang diserap diubah menjadi
kerja.
B.
Pengertian Mesin Carnot
Mesin Carnot adalah mesin
kalor hipotetis yang beroperasi dalam suatu
siklus reversibel yang disebut siklus
Carnot.
Model dasar mesin ini dirancang oleh Nicolas Léonard Sadi
Carnot,
seorang insinyur militer Perancis pada tahun 1824. Model mesin Carnot kemudian
dikembangkan secara grafis olehÉmile
Clapeyron 1834, dan diuraikan secara matematis
oleh Rudolf
Clausiuspada 1850an dan 1860an. Dari pengembangan Clausius dan
Clapeyron inilah konsep dari entropi mulai muncul.
Setiap sistem
termodinamika berada dalam keadaan tertentu. Sebuah siklus termodinamika terjadi ketika suatu sistem
mengalami rangkaian keadaan-keadaan yang berbeda, dan akhirnya kembali ke
keadaan semula. Dalam proses melalui siklus ini, sistem tersebut dapat
melakukan usahaterhadap lingkungannya, sehingga
disebut mesin kalor.
Mesin Carnot merupakan mesin kalor
yang adapat mengubah energi (kalor) menjadi bentuk lainnya (usaha mekanik).
Pada prnsipnya cara kerja mesin kalor ada tiga proses penting yaitu:
1. Proses penyerapan kalor dari sumber
panas yang sering disebut sebagai reservoir (tandon) panas.
2. Usaha yang dilakukan oleh mesin.
3. Proses pembuangan kalor pada tempat
yang bersuhu rendah, tempat ini sering disebut reservoir (tandon) dingin.
Sebuah mesin kalor bekerja dengan
caara memindahkan energi dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih
digin, dan dalam prosesnya, mengubah sebagian energi menjadi usaha mekanis.
Sistem yang bekerja sebaliknya, dimana gaya eksternal yang dikerjakan pada suatu
mesin kalor dapat menyeabkan proses yang memindahkan energi panas dari daerah
yang lebih dingin ke energi panas disebut mesin refrigerator.
Diagram mesin Carnot sebagaimana
biasanya dimodelkan dalam pembahasan modern.
Diagram mesin Carnot (modern) – kalor
mengalir dari reservoir bersuhu tinggi TH melaui “fluida kerja”, menuju
reservoir dingin TC, dan menyebabkan fluida kerja memberikan usaha
mekanis kepada lingkungan, melalui siklus penyusutan (kontraksi) dan pemuaian
(ekspansi).
Dalam diagram tersebut, sistem
fluida kerja dapat berupa benda fluida atau uap apapun yang dapat menerima dan
memancarkan kalor Q, untuk menghasilkan usaha. Carnot mengusulkan bahwa fluida
ini dapat berupa zat apapun yang dapat mengalami ekspansi, seperti uap air, uap
alcohol, uap raksa, gas permanen, udara, dll. Sekalipun begitu, pada
tahun-tahun awal, mesin-mesin kalor biasanya memiliki beberapa konfigurasi
khusus, yaitu QH disuplai oleh pendidih, dimana air dididihkan pada
sebuah tungku, QC biasanya adalah aliran air dingin dalam bentuk
embun yang terletak di berbagai bagian mesin. Usaha keluaran W biasanya adalah
gerakan piston yang digunakan untuk memutar sebuah engkol, yang selanjutnya
digunakan untuk memutar sebuah karol. Penggunaanya biasanya untuk mengangkut
air dari sebuah pertambangan garam. Carnot sendiri mendefinisikan “usaha”
sebagai “berat yang diangkat melalui sebuah ketinggian”.
C.
Teorema
Carnot
Sebuah mesin nyata (real) yng beroperasi
dalam suatu siklus pada temperature TH dan TC tidak mungkin melebihi efisiensi mesin
Carnot.
Sebuah mesin nyata (kiri) dibandingkan
dengan siklus Carnot (kanan). Entropi dari sebuah material nyata berubah
terhadap temperature. Perubahan ini ditunjukkan dengan kurva pada diagram T-S.
Pada gambar ini, kurva tersebut menunjukkan kesetimbangan uap-cair. Sifat
irreversible sistem dan kehilangan kalor ke lingkungan menyebabkan siklus
Carnot ideal tidak dapat terjadi pada semua langkah sebuah mesin nyata.
Teorema Carnot adalah pernyataan formal
dari fakta bahwa : Tidak mungkin ada mein yang beroperasi diantara dua
reservoir panas yang lebih efisien daripada sebuah mesin Carnot yang beroperasi
pada dua reservoir yang sama. Artinya efisiensi maksimum yang dimungkinkan
untuk sebuah mesin yang menggunakan temperature tertentu diberikan efisiensi
mesin Carnot.
Mesin Carnot dapat dianggap memiliki
piston yang bergerak dalam silinder, dan memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Sebuah
rekatan yang sempurna, sehingga tidak ada atom yang melarikan diri dari cairan
yang bekerja karena piston bergerak untuk memperluas atau menekannya.
2. Pelumasan
sempurna, sehingga tidak ada gesekan.
3. Sebuah
gas ideal untuk fluida kerja.
4. Koneksi
sempurna termal pada setiap waktu, baik untuk satu atau tidak ada dua
reservoir, yang berada pada dua temperature yang berbeda, dengan isolasi termal
sempurna mengisolasi dari semua transfer panas lainnya.
5. Piston
bergerak bolak-balik berulang kali, dalam siklus bolak balik ekspansi “isotermal”
dan adiabatic” dan penekanan.
D. SIKLUS
CARNOT
Sadi Carnot, seorang insinyur berkebangsaan
Prancis pada tahun 1824 mengembangkan sebuah model mesin ideal – selanjutnya
disebut mesin Carnot, yaitu mesin yang paling efisien. Siklus ini terdiri dari
empat proses yaitu:
1. Proses
A-B adalah pemuaian isotermal pada suhu T1. Dalam proses ini gas
menyerap
kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha sebesar WAB.
2. Proses
B-C adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini suhu gas turun
menjadi
T2 sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses
C-D adalah pemampatan isotermal pada suhu T2. Pada proses ini gas membuang
kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2 dan menerima usaha sebesar WCD.
4. Proses
D-A yaitu pemampatan adiabatik. Suhu gas naik kembali ke suhu T1 sambil menerima
usaha sebesar WDA.
Usaha total yang dilakukan sistem untuk satu siklus sama
dengan luas daerah yang diraster , yang ekuivalen dengan selisih antara kalor
yang diserap sistem (Q1) dari reservoir suhu tinggi T1 dengan kalor yang
dibuang sistem (Q2) pada reservoir suhu rendah T2. Karena suhu sistem selama
melakukan satu siklus tidak berubah (dari suhu T1 berubah menjadi T2 dan
kembali lagi bersuhu T1), maka tidak ada perubahan energi dalam sistem (𝛥U = 0) yang menunjukkan berlakunya hukum I termodinamika :
𝛥U = 𝛥Q –
W à 𝛥U = 0 à W =𝛥 Q = Q1 – Q2
Dengan demikian, pada mesin Carnot telah terjadi perubahan
energi kalor menjadi usaha. Mesin yang mengubah energi kalor menjadi usaha
disebut mesin kalor. Efisiensi mesin kalor dinyatakan sebagai perbandingan
antara usaha yang dilakukan mesin dengan kalor yang diserap. Secara matematis
dituliskan:
karena
W = Q1 – Q2 maka efisiensi dapat ditulis dalam bentuk lain :
Untuk
siklus Carnot berlaku = , sehingga untuk mesin ideal
berlaku efisiensi teoritis :
dimana:
ɳ : efisiensi mesin ( % )
T2 : suhu reservoir dingin ( K )
T1 : suhu reservoir panas ( K )
Q1 :
kalor yang diserap mesin dari reservoir panas (J)
W : usaha/kerja
yang dihasilkan mesin ( J )
Pada kenyataannya efisiensi real selalu
lebih kecil daripada efisiensi Carnot. Efisiensi mesin bensin : 20 – 25%, mesin
diesel : 26 – 38%, turbin uap pembangkit nuklir : ±35%, turbin uap pembangkit
batubara : ±40%.
Cara mendapatkan uang dari Internet, Daftar disini
BalasHapushttps://www.70persen.com/?id=profit70