TWIST DRILL
A. Pengertian
Twist Drill
Twist Drill adalah suatu alat potong yang bekerja dengan cara
berputar pada sumbunya, menghasilkan lubang silindris dan ukuran lubang yang
dihasilkan sama dengan ukuran alat tersebut.
Drilling
:
- Menggunakan twist drill
- Hasil lubang = ukuran tool
- Jenis putaran rotasi
- Ukuran tetap / fix
- BK bisa pejal / sudah berlubang
Boring :
- Menggunakan boring tool (ISO 8/9)
- Hasil lubang > ukuran tool
- Jenis putaran revolusi
- Ukuran bisa bervariasi
- Harus ada lubang awalan
B. Bagian-bagian Twist Drill
1.
Body
Bagian dari twist drill yang mempunyai sisi potong primer maupun
sekunder yang ditandai dengan adanya alur sepiral ( flute)
2.
Neck
Bagian twist drill yang membatasi antara Shank dan Body, dan berfungsi
juga sebagai pembebas diameter bor, karena diameternya lebih kecil dari ukuran
twist drill tersebut.
3.
Shank
Tangkai atau pemegang pada twist drill, ada dua jenis yaitu silindris
dan konuss. Jenis silindris dipakai pada twiss drill dengan diameter lebih
kecil dari ∅ 13,5 sedangkan untuk ukuran yang lebih besar
menggunakan pemegang konus. Pada pemegang jenis konus ada bagian yang deisebut
tang, bentuknya persegi pada ujung belakang berfungsi sebagai penahan
torsi dan digunakan untuk mengeluarkan
bor dari sarungnya.
4.
Hell
Satu tepi sisi dari alur spiral
(flute) yang tidak berfungsi sebagai mata potong.
5.
Land
Sisi potong sepanjang body posisinya mengikuti alur spiral, land
merupakan sisi bebas dengan sudut 0o pada mata potong sekunder
berfungsi untuk mempertahankan ukuran normal diameter lubang yang dihasilkan.
6.
Flute
Alur spiral pada body yang mempunyai fungsi :
a.
Membentuk
sudut gama pada mata potong primer dan
sekunder
b.
Jalan
keluar bagi chip saat proses pengeboran
c.
Jalan
masuk cutting fluid agar sampai ke mata potong
7.
Lip
Sisi potong pada mata potong primer yang dibentuk oleh pemotong antara
face dan flank.
8.
Face
Permukaan flute yang mendekati lip, dimana chip diarahkan saat proses
pemotongan.
9.
Flank
Sisi bebas pada mata potong primer, bentuknya seperti mantel atau
selimut kerucut. Sisi inilah yang setiap kali digerinda saat pengasahan twist
drill.
10.
Point
Mata potong primer pada twist drill, yang terdiri atas lip, flank, face
dan chisel edges.
11. Chisel Edges
Garis yang dibentuk oleh pertemuan flank dari dua buah mata potong.
Bagian ini merupakan bagian dari mata potong utama yang membelok, karena
geometri potongnya kurang baik maka sering dibuat berbagai modifikasi agar
proses dan hasilnya lebih baik.
12. Web
Bagian
utama dari twist drill yang tidak terkena alur spiral / flute. Ukuran web ini
membatasi chisel edge.
Alur spiral pada twist drill mempunyai fungsi utama sebagai pembentuk
sudut garuk pada mata potong primer maupun sekunder. Sehingga besar kecilnya
spiral (kemiringan sisi spiral) sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya
sudut garuk. Maka dibuat twist drill dengan kemiringan berbeda yang nantinya
akan disesuaikan dengan pengerjaan di mesin, terutama kaitannya dengan material
benda kerja. Secara prinsip masih sama
dengan pahat bubut, semakin keras material maka sudut garuknya semakin kecil,
begitu juga sebaliknya. Pemilihan type ini didasarkan pada material benda kerja
dan masih disesuaikan dengan pengasahan sudut puncak twist drill.
Ada tiga tipe twist drill menurut sudut spiralnya,
yaitu :
1.
Type
N
γ = 25O – 30O
Twist
Drill jenis ini digunakan untuk pengerjaan pada material normal, dilihat dari
segi kekerasan dan keuletannya.
2.
Type
H
γ = 10O – 13O
Twist
drill jenis ini digunakan untuk
pengerjaan pada material yang keras dang etas.
3.
Tipe
W
γ = 35O – 40O
1.
Center
Drill (CD)
Center Drill merupakan alat
pelubang awal, fungsinya secara khusus adalah membuat lubang center untuk
pengerjaan chuck-center, between center
atau pengerjaan lain. Ciri khasnya adalah : ada 2 step diameter, antara
diameter kecil dan besar dihubungkan
dengan konus 60O. Lubang konus tersebut yang akan dipakai sebagai
tumpuan live center ataupun death
center. Kedalaman pengeboran hanya sampai pada
akhir konusnya, karena pada
diameter besarnya tidak terdapat body clearencesehingga ada kemungkinan akan terjepit oleh benda
kerja.
Ada beberapa jenis lain
selain tambahan radius yaitu, tambahan chamfer pada ujung d2 atau ada drill untuk diameter minor ulir di
depan d1. Ukuran untuk d1, d2, sudah distandarisasikan dalam bentuk
d1 x d2. Untuk material pembentuknya mayoritas dari HSS, ada yang dilapisi
titanium, dan juga yang terbuat dari hard metal/carbide.
2.
Non
Center Drill (NC Drill)
Alat ini difungsikan untuk membuat takikan awal untuk mengarahkan
pengeboran selanjutnya. NC Drill ini terbuat dari material yang lebih kaku dibandingkan dengan twist drill, agar takikan awal yang dibuat sesuai dengan posisi yang
diharapkan (tidak bergeser). Bentuknya mirip dengan twist drill hanya saja
tidak ada body clearance pada sisi potong sekundernya karena bagian yang
difungsikan hanya bagian depan / matel
kerucut, jadi tidak sampai membentuk diameter. Andaikan dipaksakan ND Drill
akan terjepit pada lubang dan bisa mengakibatkan kepatahan pada alat itu.
Dalam pengasahannya NC dibuat lancip dengan sudut puncak 90O agar penyayatan awalnya lebih
mudah tanpa mengalami pergeseran center.
Secara fungsi alat ini dapat digantikan dengan jig yang terdapat selongsong
yang sesuai dengan ukuran twist drill yang dipakai. Untuk ukuran D tersedia
dari diameter 4, 6, 8, 10, 12, 16, 20, 25. Untuk material pembentuknya
mayoritas dari HSS, ada yang dilapisi titanium, dan juga terbuat dari hard
metal/carbide.
3.
Straight
Fluted Drill
Drill jenis ini dipakai
untuk pengerjaan material brass atau
bronze, atau material lain yang liat,
ciri utamanya adalah spiral utamanya berupa alur lurus yang geometri menyebabkan sudut garuknya ( γ ) 0O, sehingga alat ini juga cocok untuk pengerjaan plat-plat tipis
karena material benda kerja tidak akan tertarik ke atas ataupun bengkok. Gaya
pengeboran yang diperlukan cukup besar karena sudut gamanya relative kecil,
selain itu juga chiop yang dihasilkan
tidak dapat keluar dengan sendirinya.
4. Flat
Drill
Drill
jenis ini agak mirip dengan straight fluted drill yaitu sudut garuknya 0o.
Secara fisik hanya seperti material pipih yang dibuat mata potong pada
ujungnya, dan sebidang bebas pada sisi samping. Jenis ini termasuk pada die
drill yang digunakan untuk pengerjaan baja yang keras. Beberapa jenis flat
drill terbuat dari carbide/hard metal.
5. Air
Craft Drill
Air
craft drill didesain untuk pengerjaan material yang lunak dengan kekuatan tarik
tinggi, seperti material pada pembuat pesawat dan peluru. Drill jenis ini
dibuat tegar untuk pengerjaan yang berat. Alur flutenya pendek tetapi mempunyai
tingkat silindris yang panjang.
6. Shell
Drill
Shell drill merupakan jenis drill yang mempunyai lebih dari
dua mata potong dan mempunyai inti ditengahnya, sehingga bersifat kaku dan
kuat, sehingga mampu menghasilkan lubang yang lurus. Shell drill hanya
digunakan untuk memperbesar lubang dan tidak mampu untuk membuat lubang dari
material pejal, karena bagian intinya tidak terdapat mata potong. Biasanya
terdiri dari tiga atau empat sisi potong, secara bentuk mirip reamer.
7. Deep
Drill
Deep
drill merupakan jenis drill dengan mata potong tunggal tetapi pada mata potong
tunggal tersebut mempunyai dua sisi potong yang bersudut 120o.
Panjang dan sudut masing-masing harus tepatsama agar lubang yang dihasilkan
bisa sentris. Dapat digunakan untuk pengeboran dari material pejal atau
berlubang. Ukuran deep drill yang tersedia hanya diatas diameter 80 mmkarena
dibawah itu terlalu lentur dan tidak mampu mempertahankan kesentrisan dengan
mata potong tunggal.
8. Hollow
Drill
Hollow
drill merupakan alat pelubang yang tidak mempunyai sisi potong pada bagian
intinya. Alat ini dirancang untuk menghasilkan lubang yang besar dalam waktu
yang singkat. Material sisanya masih bisa digunakan untuk ukuran yang lebih
kecil. Proses pengerjaan menggunakan hollow drill hanya bisa dilakukan untuk
membuat lubang tembus. Jumlah mata potong hollow drill berkisar antara 2 sampai
16 tergantung pada diameternya.
9. Counter
Bor
Jenis
drill untuk membuat lubang berstep dengan dasar yang rata, seperti untuk
membuat inbus screw. Bentuknya mirip cutter milling hanya saja pada bagian
ujungnya terdapat pilot pin. Pilot pin tersebut memandu jalannya agar tidak
bergeserdari sumbu awal. Sebelum diproses dengan counter bor maka perlu
dibuatkan lubang awal yang sesuai dengan diameter pilot pin tersebu. Jumlah
sisi potong ada yang berjumlah 3 dan 4.
10. Solid
Drill
Solid
drill merupakan jenis drill yang menggunakan inserted tip carbide dan mempunyai
permukaan yang rata. Drill ini tidak mempunyai sisi potong sekunder, alur
spiral pada body hanya merupakan jalan keluar bagi chips. Solid drill mampu
membuat lubang dari material pejal tanpa lubang awalan pada bidang rata maupun miring.
11. Twist
Drill dengan bentuk khusus
Untuk memenuhi permintaan pengerjaan
lubang pada benda kerja dan juga mempercepat proses pengerjaan maka sering
dibuatkan twist drill yang sesuai dengan kontur yang diharapkan. Misalkan ada
lubang berstep yang dihubungkan dengan konus atau seperti bentukan pada counter
bor maka twist drill dibuat sesuai dengan gambar benda karja yang akan dibuat.